15 Maret 2012

POLA BERAYAN (MAKAN BERSAMA) UNTUK HAMBBA SUPER

(Bantuan PMT oleh PNPM-GSC untuk mengurangi angka BGM Dengan Pola Berayan Di Dusun Temas Desa Narmada Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat) 
Terbit di Lombok Post, 15 Maret 2012

Berayan atau pola makan bersama merupakan tradisi atau cara makan pada saat ada hajatan yang digelar oleh masyarakat Lombok. Cara makan bersama masih tetap dijalani pada desa-desa terpencil atau desa adat yang masih memegang teguh tradisi lama dan sampai saat ini desa adat seringkali banyak dikunjungi oleh para wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin melihat keunikan yang ada.
Tradisi atau kebiasaan yang mulai punah ini mulai diperkenalkan lagi pada anak-anak yang kesulitan untuk makan atau nafsu makannya hilang sehingga kemungkinan untuk terjadinya gizi  buruk atau gizi kurang dapat diatasi dengan segera. Kebiasaan ini diperkenalkan pada saat pemberian makanan tambahan di posyandu dan menjadi agenda rutin untuk terus memantau anak-anak yang BGM atau gizi kurang.
Kegiatan ini dijadikan agenda rutin yang menjadi focus disetiap kegiatan posyandu karena kesehatan Ibu dan Anak  dipandang sangat penting, meskipun demikian permasalahan kesehatan anak  dikecamatan Narmada masih menjadi persoalan yang cukup menperihatinkan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang intensif melalui pendekatan multidimensial  yaitu pendekatan  budaya, edukatif dan keterampilan. Betapa
tidak hal ini segera ditindak lanjuti mengingat masih banyak balita yang masuk dalam katagori BGM bahkan  Gizi buruk dan gizi kurang juga masih ditemukan hampir disetiap desa. Salah satu desa di kecamatan Narmada yaitu desa persiapan Narmada terdapat 32 orang balita BGM.
Permasalahan ini pada setiap tahunnya diusulkan melalui anggaran pemerintah namun pada tahun 2010 mencoba untuk mengusulkan melalui PNPM-GSC pada forum FGDnya karena mengingat anggaran dari pemerintah pada TA 2010 belum tersedia yaitu berupa PMT bagi balita melalui pola berayan dan pelatihan/penyuluhan bagi kelompok Ibu yang disebut kelompok HAMBBA SUPER ( Hamil Bayi Balita Sukses Dan Perhatian). Untuk melihat pencapaian kegaiatan fokus pemantaun tertuju pada salah  seorang balita yang bernama Rangga Aditia berusia 20 bulan yang tinggal didusun Temas desa Narmada. balita yang dipanggil Rangga ini mempunyai saudara 4 orang  berasal dari keluarga kurang mampu, ayahnya sebagai buruh tani dan ibunya sebagai pedagang sate. 
Rangga sudah 4 bulan tidak naik berat badannya karena nafsu makannya dirumah kurang dan saya tidak mampu untuk membelikannya susu tutur ibunya , demikian juga penjelasan kader bahwa Rangga dianggap status Gizi bermasalah yang diukur dengan BB/TTB.  Untuk membantu Rangga dalam mengatasi permaslahan ini , rangga dimasukkan dalam kelompok pemberian PMT secara berayan bersama teman sebayanya. hasilnya setelah 12 hari mengikuti kelompok berayan melalui pemberian menu dengan formulasi seimbang  maka secara perlahan namun pasti adanya perubahan berat badan, dimana setelah ditimbang kenaikan berat badan Rangga meningkat sampai  1 Kg. Rasa senang dan syukur disampaikan oleh ibunya setelah mengetahui kondisi ini. akhirnya ibunya berusaha mempertahankan kondisi ini dengan cara melanjutkan pemberian makan secara berayan dirumahnya dengan mengundang balita tetangga, rangga dan teman-temanya pun makan bersama /berayan dengan lahapnya padahal sebelumnya  nafsu makannya kurang. Dismping itu melalui kegiatan pelatihan kelompok Hambba super tim penyuluh /fasilitator melakukan sharing pengalaman terbaik dengan memberikan kesempatan kepada Ibu Rangga untuk bercerita tentang pengalamannya agar ditiru oleh ibu-ibu yang lainnya dan dikatakannya juga  saya akan berusaha menndapatkan susu yang diberikan kepada anak saya  dengan cara menyisihkan belanja sehari-hari agar kenaikan berat badan Rangga dapat teratasi.  Kegiaitan pemberian makan tambahan bagi BGM ini di dusun Temas dan dusun lainnya di desa Narmada  masih berlanjut sampai    48 kali ( 4 bulan ) yang dipantau oleh Bidan desa, kader dan TPK.
Kehadiran PNPM-GSC memberikan wahana baru dan menambah wawasan tentang bagaimana untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak yang tentunya dilakukan melalui kerjasama dengan para petugas kesehatan yang telah tahu dan terlatih untuk mengatasi masalah yang ada. Disamping itu juga hal ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah desa dan para pelaku ya ng siap untuk mendukung program ini sehingga hajat untuk tercapainya kesehatan ibu dan anak dapat dicapai sesuai dengan tujuan dan harapan yang sudah dibangun (sishi)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar