20 Februari 2012

BERANGKAT DARI KETIADAAN BERBEKAL TEKAD DAN SEMANGAT (Nurmi Yamin Seorang Tokoh Wanita Berkiprah di PNPM-MPd Hingga Mampu Mengangkat Wanita Desa untuk Berubah Menjadi Mandiri)


Nurmi Yamin (duduk ) bersama anak didiknya yang sudah menjadi instruktur

Nurmi Yamin adalah srikandi kelahiran Bima tanggal 22 Juni 1964 namun sudah sangat lama mendiami Lombok Tengah sehingga tidak ada terpikir untuk pulang ke tanah kelahirannya karena ibu Nur berprinsip “ dimana kaki berpijak disitulah harus berbuat” sehingga hanya berpikir bagaimana para perempuan yang ada di desanya maupun luar desa tempat  tinggalnya mampu untuk berkembang dan dapat berkarya untuk mandiri khususnya di Lombok Tengah dan kabupaten lain secara umum. Penampilannya yang sederhana  tapi terkesan anggun bersahaja tetap tegas dalam sikap dan prinsip, dalam kesehariannya  biasa di sapa dengan Bunda atau Ibu Nur. 



Ibu Nur tinggal di desa Teratak Kecamatan Batukliang Utara sejak tahun 1978 dan saat ini sudah hampir 34 tahun lamanya mendiami Lombok Tengah,  datang ke Lombok hanya membawa ilmu dan tekad untuk menjadi perantau yang berhasil. Semangatnya selalu dikobarkan dipundaknya sehingga apapun kondisinya ibu Nur tidak mau menyerah, berusaha dan terus berusaha untuk bisa sampai pada impiannya.
Tekad dan semangat untuk maju membuatnya terus belajar dan belajar dan dengan berbekal satu buah mesin jahit ibu Nur memulai niat dan usahanya, mesin yang digunakan adalah mesin jahit yang disewa dan seringkali rusak disaat orderan lagi ada. Sedih yang menggelayut selalu ditampakkan dengan senyum dihadapan anaknya sehingga anak-anaknya tidak pernah tahu apa yang menjadi masalah dan pikiran ibunda tercintanya. “Saya harus bisa, harus kuat dan harus maju” itulah kata-kata yang selalu menyemangati setiap langkahnya sehingga ibu harus menepis rasa malu karena setiap ada kegiatan di desa atau Kecamatan ibu Nur tidak pernah absen untuk berpartisipasi hanya untuk menamba ilmu.  Setiap kegiatan yang diadakan desa maupun kecamatan selalu mendaftarkan diri dalam barisan terdepan dan apabila dari desa maupun kecamatan tidak mengikutsertakan ibu Nur maka tanpa undangan pasti hadir sekalipun hanya mendengarkan dari luar dan hal inilah yang membuatnya tidak hanya sebagai penjahit tetapi juga perias pengantin dengan bayaran saat itu sangat murah dan bahkan ada yang tidak membayar. Namun tidak dibayar tidak membuatnya marah tetapi sebaliknya sehingga ibu Nur sangat dikenal dengan keramahan dan keikhlasannya untuk membantu dari yang sangat kurang sampai yang  mampu. Itu semua dilakukan oleh ibu Nur dengan tujuan yang bersanding pada peri bahasa “ Tak kenal maka tak sayang”, intinya ilmu yang kita miliki harus dibagi dan jangan disimpan sendiri atau dimasukkan dalam peti yang tidak akan berarti diakhir nanti.

Nurmi Yamin Saat mengawasi sekaligus mengarahkan instruktur dan siswi yang ikut kursus tata rias
 Kepribadiannya yang selalu ingin membantu membuat sosok Ibu Nur sangat dikenal dari desa sendiri maupun dari luar desa dan kecamatan. Kepandaiannya dalam menjahit dan merias pengantin ditularkannya pada para perempuan desa yang tertarik dan mau belajar sampai akhirnya ibu Nur mendirikan Modes yang diberi nama “LARIO YUNALI” yang merupakan gabungan dari nama anak-anaknya. Perlu diketahui bahwa saat ini Modes yang telah didirikan tersebut telah memiliki 100  buah mesin jahit dan  membawa berkah tersendiri bagi ibu Nur karena banyak anak-anak yang kurang mampu datang untuk belajar dan ibu Nur selalu mengiyakan sekalipun sudah disampaikan bahwa tidak ada untuk membayar, tetapi yang terpenting menurut ibu Nur sekedar bisa menjalankan mesin dan membawa bahan sendiri dan beliau akan siap sedia untuk melatih sekalipun dalam kondisi banyak pekerjaan karena kebanggaan yang dirasakan oleh ibu adalah disaat anak didiknya behasil menjadi lebih dari dirinya.

Perjalanan waktu dan pengalaman hidup susah yang dijalani telah banyak memberikan semangat dan pemikiran untuk bertahan dengan sisa yang ada sampai akhirnya dapat mandiri dan menjadi besar seperti sekarang ini. Semua warga desa mengenalnya sebagai wanita tangguh, karena pahitnya hidup kala itu membuat ibu enam anak ini siap bekerja serabutan asalkan anak-anaknya bisa sekolah tinggi dan menjadi sarjana, dan saat ini impian itu telah dicapainya bahkan empat dari enam  anak-anaknya telah menjadi pegawai negeri Sipil.  Doa dan harapan yang selalu dipanjatkan agar apa yang pernah dialaminya jangan sampai dialami oleh anak-anaknya ataupun orang lain.
Hasil tat arias peserta pelatihan dalam beberapa adat
Sebelum adanya PNPM-MPd ibu Nur telah terjun dalam PKK Desa dan Kecamatan serta aktif dalam organisasi yaitu sebagai kader partai Golkar untuk membantu prosespemberdaayaan dan pencerahan akan pentingnya memberikan kesempatan pada kaum perempuan untuk berkembang dan membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga. Selain itu karena semangat untuk berkarya sangat besar sehingga tidak heran pada tahun 1997 ibu Nur ikut sebagai pemuda pelopor yang mewakili Kabupaten Lombok Tengah. Ibu Nur juga seringkali mengikuti lomba-lomba tentang perbaikan mutu dan kualitas bahan yang digunakan dalam menjahit dan tata rias dan tidak heran bila ibu Nur berhasil sebagai juara II tingkat Propinsi dalam Pengendalian Mutu. Keinginan ibu Nur untuk terus meningkatkan kemampuan dan ketrampilan kaum perempuan yang ada di Kabupaten Lombok Tengah masih berkobar sehingga  pada tahun 2000 belaiu dinobatkan sebagai tokoh wanita Kabupaten Lombok Tengah dan pada tahun 2009 ikut dalam pemilihan anggota dewan dengan tujuan untuk memperjuangkan nasib kaum perempuan Kabupaten Lombok Tengah.

Namun nasib sebagai anggota dewan belum berpihak pada ibu Nur dan inipun tidak menyurutkan langkahnya untuk terus membangun dan memajukan kaum perempuan karena apa yang selama ini menjadi tujuan telah terjawab melalui PNPM-MPd yang menurut pandangannya untuk perempuan Lombok Tengah sangat membutuhkan ketrampilan, karena dengan memiliki ketrampilan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
Kiprahnya di PNPM-MPd dimulai tahun 2004 sebagai wakil ketua dalam MAD (Musyawarah Antar Desa), sebagai pengawas dan sebagai team Verifikasi pada tahun yang berbeda. Tahun ini beliau sebagai ketua tim Verifikasi dan sebagai pengurus/pokja RBM Kabupaten Lombok Tengah. Sampai saat ini ada ribuan siswa yang sudah dilatih termasuk yang dilatih melalui Dikmas/PLS (Pendididkan Luar Sekolah), BLK (Balai Latihan Kerja),  Dinas Sosial dan Dinas terkait lainnya serta PNPM-MPd. Siswa yang dilatih oleh Modes Lario Yunali tidak sedikit yang berhasil bahkan ada yang sudah merantau ke luar Lombok Tengah bahkan ada yang telah bekerja di Luar Negeri dengan bekal yang didapat dari pelatihan secara privat di rumah ibu Nur maupun dari lembaga yang ada. Duduknya Ibu Nur sebagai ketua tim dan pengurus lainnya dalam PNPM-Mpd  dirasa sangat membantu karena selain sosialisasi pada setiap pertemuan, beliau juga membantu untuk menghimbau serta melakukan penagihan  untuk kelom[pok-kelompok yang menunggak tutur bendahara dan sekertaris UPK Kec. Batujkliang Utara. Saat ini untuk melatih siswa-siswa didik yang ada hampir disemua desa ibu Nur hanya sebagai pengawas sedangkan kegiatan yang berjalan dikerjakan oleh anak-anak didiknya yang sudah bersertefikat sebagai instruktur. Instruktur yang dimiliki oleh ibu Nur saat ini sebanyak 12 (dua belas) orang dan enam dari dua belas orang sudah mampu untuk menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi Negeri maupun swasta yang ada di Mataram. Hal ini patut kita jadikan contoh karena tanpa kita sadari sudah banyak perempuan-perempuan desa yang menjadi mandiri. Kita berharap ke depan semakin banyak Nurmi Yamin baru yang dapat membuka lapangan kerja yang mampu merubah pola pikir kaum perempuan yang sampai saat ini masih terus menjadi pusat perhatian semua pihak.








1 komentar: