15 Februari 2014

Jembatan Doridungga: Mengurangi Biaya Produksi dan Meningkatkan Pendapatan

oleh : Fakhruddin Damrah, Fasilitator Teknik Kabupaten Bima

Desa Doridungga merupakan salah satu Desa di Kecamatan Donggo Kab. Bima, sama seperti Desa lainya di Kec. Donggo topografi Desa Doridungga berada diketinggian 750 meter diatas permukaan air laut dengan kondisi berbukit dan lembah curam sehingga praktis rata-rata mata pencaharian penduduknya adalah bertani lahan kering. Bila kita berkunjung pada musim kemarau, praktis kita hanya melihat lahan kering dengan hamparan yang cukup luas tidak ada harapan hidup disana, betapa tidak lahan yang ada dipenuhi batu dengan ukuran pariatif dari ukuran kerikil sampai ukuran berdiameter 5 meter. Tapi itulah kenyataanya masyarakat Desa Doridungga khususnya dan masyarakat Kecamatan Donggo secara umum menggantungkan hidupnya dari menggarap lahan tersebut yang dapat ditanam sekali setahun hanya pada musim hujan. Dengan hanya menanam sekali setahun hal ini cukup menyulitkan masyarakat untuk meningkatkan tarap hidupnya belum lagi mereka dihadapkan pada bagaimana mengangkut hasil pertanian setelah panen, mengingat topografi yang sulit dimana kondisinya berbukit dan lembah harus mereka tempuh dengan jarak kerumah atau kejalan terdekat bisa mencapai 5000 meter.
Menurut cerita masyarakat untuk mengangkut hasil panen tahun ini tidak jarang harus ketemu dengan musim panen tahun berikutnya, bila harus menyewa kuda kadang mereka tidak mendapat apa-apa dari hasil kerja mereka mengingat biayanya cukup tinggi, yang ada hanya bisa makan untuk menyambung hidup ditahun ini. Solusi lain yang biasa mereka lakukan adalah berpindah tempat tinggal alias mereka harus tinggal dilokasi ladang mereka karena bila tidak maka ada ancaman lain yaitu hama babi.
Terhitung sejak tahun 2007 PNPM-MPd mengalokasikan dana di Kecamatan Donggo maka secara umum usulan masyarakat khususnya masyarakat Desa Doridungga adalah pembukaan jalan. Sudah cukup banyak jalan yang dibuka dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Pada tahun 2012 melalui Mesrenbangdes Masyarakat Desa Doridungga mengusulkan Jembatan penghubung antara 2 jalan yang ada. Sebenarnya jembatan tersebut berada diujung jalan yang didanai melalui PNPM-MPd pada tahun 2010, tapi karena pada tahun 2010 dana tidak mencukupi karena usulan Jalannya berada pada urutan terakhir yang dapat didanai. Pada awalnya masyarakat sudah merasa cukup dengan jalan yang ada hanya saja ketika masuk musim penghujan dimana jembatan darurat yang biasa mereka buat dari timbunan batu dan tanah hanyut diterjang banjir maka praktis akses kelahan mereka menjadi terputus.
Pada tahun 2013 Jembatan yang diharapkan mendapat alokasi dana dari PNPM-MPd sebesar Rp. 308.220.000 dan Rp. 2.550.000 dari Swadaya masyarakat. Serapan tenaga kerja selama pelaksanaan terdiri dari angkatan kerja 74 orang dengan total 2457 Hok termasuk HOK pengadaan batu untuk Jembatan dan 100% dari pekerja adalah ARTM (Anggota Rumah Tangga Miskin). Sebagian besar pekerja untuk pelaksanaan jembatan dari warga desa, kecuali tukang batu yang didatangkan dari luar desa, ini dapat dimaklumi karena menurut Fasilitator Tekhnik Kecamatan sdr. Irawan ST pelaksanaan konstruksi Jembatan harus oleh Tukang yang sudah biasa apalagi konstruksi yang digunakan adalah Konstruksi Pelengkung Beton. Pilihan konstruksi Pelengkung beton menurut sdr. Irawan biayanya lebih murah dan secara konstruksi lebih aman karena beban atau momen maksimum yang biasa berada ditengah jembatan dengan pelengkung momennya menjadi Nol. Dengan telah selesainya Jembatan tersebut praktis akses masyarakat menuju lahan maupun mengangkut hasil menjadi lebih mudah, betapa tidak saat ini mobil atau truk sudah bisa langsung akses ke dekat lahan pertanian masyarakat yang berdampak langsung terhadap menurunnya biaya produksi dan waktu kerja yang lebih pendek.
Harapan masyarakat kedepan seperti yang disampaikan oleh Bapak Adhar selaku Kades di Desa Doridungga yang tak lain adalah mantan TPK, agar pola pelaksanaan seprti PNPM-MPd dapat dilanjutkan sehingga target-target capaian mereka untuk pembangunan dapat terlaksana. Masih menurut Pak Kades dengan adanya PNPM-MPd maka visi, misi selaku kades dalam hal pembangunan diyakini akan dapat terealisasi dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar